PENDAHULUAN
Pemahaman materi manajemen di Indonesia adalah
wajib.Pengetahuan mengenai manajemen pada umumnya perlu dimiliki oleh setiap
individu, sebab keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh fleksibelitas,
kepekaan dan kemampuan responsif organisasi terhadap perubahan.Dan fungsi
manajemen merupakan generalisasi berdasarkan pengalaman serta analisis mengenai
studi kasus.Fungsi manajemen secara umum berlaku universal yang mana artinya dapat diterapkan dimana saja, dana
tidak bersifat kaku. Fungsi tersebut memungkinkan perubahan disesuaikan dengan
keadaan setempat.fungsi manajemen ini merupakan alat yang ampuh untuk melakukan
tugasnya, karena sifat ini merupakan hasil dari kenyataan bahwa fungsi-fungsi
manajemen adalah sama saja, dalam seluruh organisasi dan waktu kapan saja.
Fungsi-fungsi manajerial ini sama untuk perusahaan-perusahaan besa, kecil
ataupun multinasional, organisasi kemasyarakatan atau ksemi kemasyarakatan, dan
sebagainya. Walaupun mungkin diterapkan secara berbeda oleh manajer-manajer
yang berbeda pula dalam hal ini tergantung pada variable-variabel seperti tipe
organisasi, kebudayaan dan tipe anggota (karyawan) maka fungsi ini tetap sama.
Dengan begitu manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa
manejemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Alasan utama diperlukannya manajemen adalah untuk mencapai tujuan, untuk
menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan
untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
Dalam perkembangan menejemen, Luther Gulick mengemukakan
bahwa manejemen dianggap sebagai ilmu dan seni, dimana Luther Gulick
mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (Science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan,
karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi
suatu rangakaian teori.Dan manajemen
dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu,
tetapi dalam hal ini belum ada persamaan pendapat dari para ahli manajemen
tentang fungsi-fungsi itu.Salah satu klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi
manjerial yang dibuat oleh Henri Fayol, yang menyatakan bahwa perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan pengawasan adalah
fungsi utama.[1]
PEMBAHASAN
1.
LUTHER
HALSEY GULICK
Luther Halsey Gulick (1892-1993) adalah seorang
ilmuwan politik Amerika, Eaton Profesor Municipal Sains dan Administrasi di
Universitas Columbia, dan Direktur nya Institute of Public Administration, yang
dikenal sebagai seorang ahli administrasi publik.
Luther Halsey Gulick lahir 17 Januari 1892 di Osaka,
Jepang.Ayahnya adalah misionaris Kongregasionalis Sidney Lewis Gulick (1860-1945)
dan ibunya adalah Clara Mei (Fisher) Gulick. Luther Gulick lulus dari Oberlin
College pada tahun 1914 dan menerima gelar Ph.D. dari Columbia University pada
tahun 1920.
Gulick mengajar di Columbia 1931-1942, di mana ia
diangkat Eaton Profesor Municipal Sains dan Administrasi. Pada tahun 1921 ia
menjadi presiden yang Lembaga Administrasi Negara dan menjabat sampai 1962. Dia
kemudian menjadi ketua dan menjabat sampai tahun 1982. Dari 1936-1938 ia
menjabat di Komite tiga anggota Pengelolaan Administrasi (lebih dikenal sebagai
Komite Brownlow) di 1937 ditunjuk oleh Presiden Franklin D. Roosevelt untuk
membenahi cabang eksekutif dari pemerintah federal. Dari tahun 1954 hingga
1956, ia menjabat sebagai administrator kota New York City.Dia pensiun
pada tahun 1961.
Dia meninggal 10 Januari 1993 di Greensboro,
Vermont.Istri pertamanya Helen Swift meninggal pada tahun 1969.Istri keduanya,
Carol W. Moffett, meninggal pada tahun 1989.Dia memiliki dua anak, Luther
Halsey Gulick Jr dan Clarence Gulick.
Luther Gulick berbagi nama dengan kakeknya,
misionaris Luther Halsey Gulick Sr (1828-1891), dan paman dokter Luther Halsey
Gulick Jr (1865-1918). Kakek buyutnya adalah lebih awal misionaris ke Kerajaan
Hawaii, Peter Johnson Gulick (1796-1877).
Adapun karya-karyanya yang paling terkenal adalah "Evolusi dari
Anggaran di Massachusetts" (1920), "Refleksi Administrasi dari Perang
Dunia II" (1948), "Kebijakan Amerika Hutan" (1951) dan "The
Metropolitan Masalah dan Gagasan Amerika" (1962)
Diantara banyak prestasi lain di bidang administrasi
publik, Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai satu bidang ilmu
pengetahuan (Science) yang berusaha
secara sistematik untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusian.[2]Menurut
Gulick manajemen telah memenuhi persyararatan untuk disebutkan bidang ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah
diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori.Teori-teori ini masih terlalu umum
dan subjektif. Tetapi teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga
manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang.Hubungan antara teori dan praktek
manajemen dapat dijelaskan bahwa praktek manajemen seharusnya selalu didasarkan
atas prinsip-prinsip teori. Hubungan tersebut adalah praktek ->menimbulkan
suatu teori -> menghasilkan prinsip-prinsip -> yang akan menjadi
kaidah-kaidah -> dasar pengembangan kegiatan manajemen dalam praktek.[3]
Manajemen bukan hanya merupakan ulmu atau seni,
tetapi kombinasi dari keduannya.Kombinasi ini tidak dalam proporsi tetap aka
tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam.Pada umumnya para manajer efektif
mempergunakan pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan, apabila dengan
berkembangnya peralatan komputer. Di lain pihak dalam banyak aspek perencanaan,
kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, dan
bagaimanapun seorang manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni).[4]
Dan Luther Gulick memperkenalkan istilah yang
terkenal dalam dunia proses manajemen yaitu POSDCORB singkatan dari: Planning, Organising, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, dan Budgeting. POSDCORB adalah akronim banyak
digunakan dalam bidang Manajemen dan Administrasi Publik yang mencerminkan
pandangan klasik manajemen administrasi. Sebagian besar diambil dari karya
industrialis Perancis Henri Fayol, pertama kali muncul dalam sebuah kertas 1937
staf dengan Luther Gulick dan Lyndall Urwick ditulis untuk Komite Brownlow.
Selain itu istilah POSDCORB ada yang mengatakannya sebagai Planning, Organizing, Motivating, dan Controlling, namun
klasifikasi Gulick lebih dikenal.
Proses manajemen tidak harus selalu mengikuti POCSCORB karena dalam
berbagai situasi urutan proses akan tergantung pada waktu dan kondisi setempat.
Adapun fungsi manajemen menurut Gulick, yang diterapkan dalam bidang
perpustakaan adalah :
1.
Perencanaan (Planning)
Salah satu tugas kepala perpustakaan ialah membuat perencanaan.Rencana
adalah tindakan yang direncanakan atau diproyeksikan pada masa
mendatang.Perencanaan memerlukan pengetahuan yang luas serta pengalaman.
Hasilnya akannampak pada keputusan apa saja yang dilakukan serta metode
pelaksanaan untukl mencapai sasaran.
Perencanaan
yang sistematis mencakup langkah seperti:
a.
Pengenalan
masalah serta langkah yang diperlukan untuk mengatasinya
b.
Mengumpulkan
informasi mengenai masalah yang dihadapi
c.
Menilai
berbagai pemecahan alternative serta metode pelaksanaan untuk memecahkan
masalah
d.
Pengambilan
keputusan untuk bertindak
e.
Evaluasi pemecahan masalah
berdasarkan pengalaman
2.
Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi berarti menyusun
struktur kekuasaan formal, dengan batasan jelas dan dikoordinasi untuk mencapai
objek tertentu.Objek ini dicapai dengan gabungan usaha berbagai spesialis dalam
organisasi. Menyangkut perpustakaan, pola organisasi perpustakaan berbeda
antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lain tergantung pada :
a.
Tujuan Perpustakaan
b.
Sifat pemakai
c.
Jenis staf perpustakaan
d.
Jenis dokumen
e.
Gedung perpustakaan
f.
Sikap pemimpin terhadap
perpustakaan
g.
Pandangan hidup kepala
perpustakaan.
Dalam pemilihan pola organisasi perpustakaan, biasanya
dipilih antara administrasi dan jasa terpusat (sentralisasi) dengan
desentralisasi.
3.
Kepegawaian (Staffing)
Kepegawaian merupakan keseluruhan fungsi personil yang
mencakup:
a.
Kesempatan kerja dan pelatihan
karyawan
b.
Pemantapan lingkungan kerja
yang menyenangkan untuk melaksanakan tugas.
Tujuan program
staffing adalah menempatkan karyawan yang efisien dalam jumlah cukup, yang masing-masing mempu
melaksanakan tujuan perpustakaan. Dan perlu dikembangkan lingkungan yang
memadai sehingga karyawan merasa mampu mengembangkan kemampuan mereka sebaik mungkin.Filosofi
perpustakaan, kebijakan, dan prosedur menyangkut program staffing perlu
dipahami dan dilaksanakan sebaik mungkin pada semua tingkat manajemen.
4.
Pelaksanaan (Directing)
Pelaksanaan tidak akan berlangsung terkecuali telah diambil keputusan
memulai pelaksanaan serta melanjutkannya. Pelaksanaan ini memerlukan
pengarahan.Pengarahan merupakan tugas berkesinambungan dari pengambilan
keputusan dan menyatukannya dalam perintah umum dan khusus serta melaksanakan
perintah ini.Administrasi perpustakaan seperti kepala perpustakaan atau
wakilnya diharapkan terus-menerus mengeluarkan perintah yang mendasari
kebijakan perpustakaan. Pengarahan atau directing merupakan proses komplek
menyangkut semua yang dilaksanakan dengan semestinya oleh semua karyawan. Pengarahan
merupakan salah satu tantangan bagi para manajer.
Pengambilan keputusan merupakan bagian penting dari pengarahan.
Pengambilan keputusan mencangkup langkah seperti berikut:
a.
Mencari kesempatan yang tepat
untuk mengambil keputusan (kegiatan inteligensi),
b.
Mencari berbagai kemungkinan
tindakan (kegiatan desain), dan
c.
Memilih berbagai tindakan
(kegiatan pilihan).
5.
Koordinasi (Coordinating)
Pengkoordinasianmenyangkut
pengaitan berbagai bagian organisasi untuk mencapai pelaksanaan (operator) yang
harmonis. Ini merupakan penyesuaian terus-menerus akan berbagai bagian
organisasi satu dengan lainnya; dengan demikian semua prosedur, operasi, dan kegiatan
mengarah ke sumbangan maksimum terhadap organisasi. Pada sistem perpustakaa,
pengkoordinasian mungkin mengacu pada organisasi sebagai keseluruhan atau
terhadap setiap unit. Sebagai contoh bila kegiatan pengkatalogan dengan
referensi tidak dikoordinasi maka akan terdapat kegiatan yang tidak salaing
megisi sehingga tidak sesuai dengan tujuan perpustakaan. Misalnya bagian
pengkatalogan perlu menjelaskan akses pada catalog melalui pengarang, judul,
dan subjek (disertai penjelasan daftar tajuk subjek yang digunakan).
Berdasarkan informasi ini maka bagian referensi akan membantu pemakai serta
pihak referensi sendiri bagaiamane menemukan informasi secara cepat, tepat dan
murah pada catalog perpustakaan.
Bahwa
semakin besar organisasi perpustakaan semakin besar keperluan
koordinasi.Koordinasi hendaknya tumbuh dari kesadaran staf perpustakaan dan
bersifat sukarela, bukannya dipaksakan.
6.
Pelaporan (Reporting)
Gulick menyatakan bahwa reporting adalah …keeping those to whom executive is
responsible informed as to what is going on, which thus includes keeping
himself and his subordinates informed through records, research and inspection.
Melalui pelaporan maka kepala perpustakaan melaporkan unjuk kerja dan kebutuhan
perpustakaan terhadap pimpinan yang lebih tinggi.Dengan menggunakan dokumen dan
hasil penelitian, kepala perpustakaan mengumpulkan data.Berdasarkan data ini,
kepala perpustakaan mampu menunjukkan pada pimpinan seberapa jauh kinerja
perpustakaan sekaligus membuktikan efesiensi keseluruhan perpustakaan.
Pelaporan
pada umumnya mungkin dapat disebut sebagai hubungan masyarakat atau public
relations.Kegiatan hubungan kemasyarakatan ini merupakan penghubung antara
masyarakat dengan perpustakaan.
Pelaporan
sering digunakan sebagai proses untuk menilai prosedur dan jasa perpustakaan.
Pustakwan menggunakan pelaporan sebagai media karena pelaporan merupakan proses
terus-menerus. Biaya pelaporan lazimnya diambilkan dari biaya perpustakaan
sehingga tidak memberatkan beban pustakawan.
7.
Penganggaran
(Badgeting)
Penganggaran merupakan alat manajemen yang efektif selama penentuan dan
pembuatan anggaran, berbagai kebutuhan dan sumber perpustakaan dapat ditinjau
dan dinilai.Perencanaan cermat, akntansi dan control amat diperlukan dalam
penganggaran.Kepala perpustakaan harus menguji kebutuhan perpustakaan atas
dasar kontinuitas, artinya tidak terpaku pada kegiatan tahun per tahun.Dengan
demikian kepala perpustakaan harus mampu membimbing, mengarahkan, dan ikut
serta dalam menentukan anggaran.[5]
Unsur proses manajemen merupakan hal penting
karenan memberi kegiatan yang dilakukan pihak manajemen dalam
situasi kerja. Topik yang dihadapi manajemen mungkin berbeda namun prosesnya
tetap sama saja.
2.
HENRI FAYOL
Henri Fayol (lahir di Istanbul, 1841, meninggal di Paris, 1925) adalah seorang
teoris manajemen atau administrasi asal Perancis.
Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen
atau ilmu administrasi sebagai
pedoman pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks.[6] Dalam
teori administrasinya, peninggalan Fayol yang paling
terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen. Menurut Fayol, praktik
manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi
dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer
lain atau calon manajer. Adapun 5
fungsi Manajemen (PO3C) yang telah dijelaskan diatas, terdiri dari :
1.
Perencanaan (Planning) berupa penentuan
langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2.
Pengorganisasian dan (Organizing), dalam arti
mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3.
Memerintah (Commanding) dengan
memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4.
Pengkoordinasian (Coordinating)
dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara
harmonis dalam mencapai tujuannya.
5.
Pengendalian (Controlling) dengan
memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan
sebagaimana mestinya.
Namun saat ini, lima fungsi tersebut telah diringkas
sedetail mungkin menjadi tiga oleh Henri Fayol yaitu :
1.
Perencanaan (planning) adalah
memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan
dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan
dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih
kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.
Pengarahan (directing) adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Dan
Fayol juga terkenal akan 14 prinsip manajemennya. Prinsip ini disebut Fayol
dalam karya aslinya sebagai 14 prinsip administrasi.Perbedaan terjemahan dan
kiblat ilmu antara Anglo Saxon dan Continental
menyebabkan banyak orang memahami Fayol sebagai teoris manajemen.Padahal ini
disebabkan karya aslinya, "Administration Industrielle et Generale"
yang diterjemahkan ke bahasa inggris "General and Industrial
Management".Ilmu Manajemen berkembang di negara-negara Anglo Saxon,
sedangkan ilmu Administrasi berkembang di negara-negara Continental.Pada
perkembangan berikutnya, terdapat istilah tata usaha
yang dipahami lewat bahasa belanda sebagai administratie
yang maerupakan bagian dari Ilmu Administrasi itu sendiri.Pada akhirnya, di
negara-negara jajahan terjadi reduksi makna administrasi menjadi dalam arti
sempit tata usaha, sedangkan manajemen berkembang sesuai dengan proporsi
aslinya.
Prinsip-prinsip
dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai
dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.Adapun 14
prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Fayol adalah sebagai berikut :
1.
Division of labor (pembagian
pekerjaan): Adanya spesialisasi akan meningkatkan
efisiensi pelaksanaan kerja.
2.
Authority (kewenangan): Hak untuk member perintah dan dipatuhi
3.
Discipline (disiplin) : Harus ada respekdan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan
organisasi. Menurut Henry Fayol, disiplin merupakan hasil
kepemimpinan yang baik di semua jenjang organisasi.
4.
Unity of command (kesatuan komando) : Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk
suatu pekerjaan. Henry Fayol mengatakan bahwa jika ada karyawan yang
bertanggungjawab kepada beberapa atasan akan mengakibatkan petunjuk yang
bertentangan.
5.
Unity of direction (kesatuan dalam
pengarahan) : Kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam
organisasi yang mempunyai tujuan sama sebaiknya ditangani oleh seorang manajer
dengan menggunakan satu perencanaan saja.
6.
Subordination of individual interest
to the common good (kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi) : Kepentingan organisasi ditempatkan
diaatas segala kepentingan, baik kelompok maupun pribadi.
7.
Remuneration (remunerasi/ balas jasa) : kompensasi untuk pekerja
yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.
Centralization (sentralisasi) : Adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.
9.
The hierarchy (hierarki/ garis wewenang) : Garis wewenang dan perintah
yang jelas.
10.
Order (tata tertib) : Sarana dan
manusia harus berada di tempat dan waktu yang tepat. Manusia harus berada pada
pekerjaan yang cocok baginya.
11.
Equity (keadilan) : Para manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua
karyawannya.
12.
Stability of staff (stabilitas staf) : Stabilitas kondisi personal karyawan mutlak diperlukan
dan harus mendapat perhatian bila tidak ingin target dan tujuan perusahaan
terhambat dan terbengkalai.Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik
bagi kelancaran kegiatan perusahaan.
13.
Initiative (inisiatif) : Bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan
menjalankan rencananya, walaupun bisa saja terjadi kesalahan.
14.
Esprite de corps (semangat korps) : “kesatuan dan kekuatan”, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki
kebanggaa, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada
semangat korps.[7]
3.
FREDERICK W. TAYLOR
Frederick Winslow Taylor lahir 20 Maret1856 dan meninggal 21 Maret1915
pada umur 59 tahun dia menjadi
seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat
yang terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi industri.
Frederick
Winslow Taylor adalah seorang yang disebut sebagai bapak manajemen ilmiah dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.Pasti kita
penasaran dengan kontribusi Taylor pada bidang studi manajemen sehingga bisa
menghasilkan suatu kajian yang disebut manajemen ilmiah. Dalam buku
"Management" dari James Stoner memaparkan keterlibatan Taylor dalam
evolusi teori manajemen.Manajemen ilmiah timbul sebagian karena adanya
kebutuhan untuk menaikkan produktivitas.Amerika
Serikat khususnya, tenaga terampil tidak banyak di awal abad kedua puluh.Untuk
mengembangkan produktivitas dicarilah cara-cara untuk menaikkan efisiensi
pekerja.
Taylor mendasarkan sistem manajemennya pada penelitian waktu kerja (time
studies) di bagian produksi tempat ia bekerja. Pendekatan ini menandai awal
yang sebenarnya dari manajemen ilmiah.Bukannya berdasarkan pada cara-cara
bekerja tradisional, Taylor menganalisis dan mengukur waktu gerakan-gerakan
yang dilakukan oleh buruh pabrik baja dalam serangkaian pekerjaan. Dengan
penelitian waktu sebagai dasarnya, Taylor dapat memecahkan setiap pekerjaan ke
dalam komponen-komponennya dan merancang cara pengerjaan yang tercepat dan
terbaik untuk setiap pekerjaan. Dengan demikian ia menentukan seberapa pekerja
akan dapat bekerja dengan peralatan dan bahan yang tersedia.
Walaupun metoda Taylor menghasilkan peningkatan-peningkatan produktivitas
dan upah yang lebih tinggi pada keadaan tertentu, pekerja dan serikat buruh
mulai menentang pendekatannya. Seperti para pekerja di Midvale, mereka takut
bahwa pekerja yang bekerja lebih keras atau lebih cepat akan cepat menghabiskan
pekerjaan apapun yang tersedia dan akan berakibat pemberhentian pekerja.
Kenyataan bahwa para pekerja telah diberhentikan di perusahaan Simonds dan organisasi
lain yang menggunakan metoda Taylor menyebabkan kekhawatiran itu. Dengan
tersebarnya gagasan Taylor, penentangnya pun berkembang. Makin banyak pekerja
menjadi yakin bahwa mereka akan kehilangan pekerjaan apabila metoda Taylor
digunakan.
Namun Taylor menjelaskan filsafatnya, Ia berkata bahwa gagasannya itu
berdasar pada empat prinsip:
1.
Perkembangan manajemen ilmiah yang
sebenarnya, sehingga misalnya metoda yang terbaik untuk melakukan setiap
pekerjaan dapat ditentukan.
2.
Pemilihan yang ilmiah terhadap pekerja,
sehingga setiap pekerja dapat diberi tanggungjawab atas tugas yang paling cocok
baginya.
3.
Pendidikan dan pengembangan ilmiah
untuk para pekerja.
4.
Kerjasama yang erat dan bersahabat
di antara manajemen dan pekerja.
Taylor mengatakan bahwa agar supaya prinsip itu dapat berhasil, dibutuhkan
suatu "revolusi mental menyeluruh" di pihak manajemen dan
pekerja.Daripada bertengkar mengenai keuntungannya masing-masing, mereka harus
bersama-sama berusaha menaikan produksi. Dengan jalan itu, keuntungan akan ditingkatkan
sampai ke tingkat di mana pekerja dan manajemen tidak akan berselisih.
Singkatnya, Taylor berpendapat bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kesamaan
kepentingan dalam meningkatkan produktivitas.
Kedua tokoh tersebut sangat berpengaruh dalam teori
menajemen yang menjadi salah satu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi,dan pemberdaya
sumber daya organisasi lainnya dengan tujuan agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan disuatu tempat. Salah satunya yang diterapkan di sebuah perpustakaan
dalam menjalankan tugas dan kegiatannya untuk mencapai tujuan. Dimana
perpustakaan membutuhkan suatu manajemen dalam menjalankan semua proses yang
direncanakan untuk masa mendatang, sehingga nantinya akan nampak sesuai sasaran
yang diinginkan. Adapun kedua tokoh tersebut dapat dibandingkan bahwa pada
teori Luther Gulick masih digunakan dalam organisasi maupun perusahaan dan
khususnya dalam bidang perpustakaan untuk menerapkan manajemennya secara baik. Teori
ini sangat dibutuhkan, namun semua proses manajemen tidah harus selalu
mengikaan.kuti POSDCORB karena dalam berbagai situasi urutan proses akan
tergantung pada waktu dan kondisi suatu perpustakaan. Sedangkan pada teori
Henry Fayol dianggap bersifat tradisional yang mana teorinya masuk dalam teori
organisasi klasik, sebab pengetahuan tersebut tidak lagi cukup tangguh untuk
menghadapi kondisi masyarakat moderndan tidak memberikan gambaran secara
menyeluruh.Dan pernyataannya
bahwa fungsi-fungsi manajemen Fayol sudah ketinggalan zaman bukan berarti bahwa
rangakaian fungsi manajemen diatas tidak penting dipelajari.Pengetahuan tetap
perlu dipelajari, tetapi bukan lagi sebagai prioritas utama.Karena manajemen
merupakan rangkaian aktivitas untuk menjalankan organisasi, maka yang perlu
diprioritaskan adalah memahami budaya organisasi.
Dan setelah dua
tokoh antara Luther Gulick dan Henry Fayol ini dibandingkan
dan mereka terdapatperbedaan. Lalu saya melakukan pembanding lagi dengan tokoh
manajemen ilmiah yang dikenal dengan sebutan ”Bapak Manajemen” yaitu Frederick Winslow Taylor bahwa mekanisme dan teknik-teknik yang
dikembangkan Taylor untuk melaksanakan prinsip-prinsip dasar yang sudah
dijelaskan diatas antara lain studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional
(funcional foremanship). Sistem upah per potong direferensial, prinsip pengecualian,
kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standarisasi pekerjaan,
peralatan serta tenaga kerja. Dan manfaat yang didapat dari perkembangan
teknik-teknik manajemen ilmiah ini tampak pada perkembangan teknik-teknik riset
operasi, simulasi, otomasi dan sebagainya dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen.
PENUTUP
Berdasarkan
pemaparan di atas, pemahaman teori manajemen dari seorang tokoh yaitu Luther
Gulick dan Henri Fayol yang berpengaruh besar dalam memberikan pemahaman
mengenai POSDCORB dan PO3C yang mana manajemennya diterapkan dalam suatu
organisasi khususnya dalam perpustakaan.Sehingga sangat penting dalam
menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan efisein, sehingga dapat
meningkatkan kinerja yang ada di perpustakaan.Meskipun diantara kedua tokoh
tersebut berbeda maka semua sangatlah penting untuk menjadi pembantu dalam
menjalankan suatu manajemen yang ada di perpustakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Basuko, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Media Utama.
Fayol, Henri.1949. General and Industrial Management. New York: Pitman.
Gulick, Luther.1995.“Manajemen is a Science”,Academy of Mangement Journal, Vol.8,
No.1., Maret.
Handoko, T. Hani.1995. Manajemen edisi 2, Yogyakarta : BFEE-YOGYAKARTA.
[1] Henri Fayol, General and Industrial Management,
Pitman New York, 1949, hal 21.
[2] Luther Gulick, Manajemen is a
Science”, Academy of Mangement Journal,
Vol.8, No.1., Maret 1965, hal. 7-8.
[3] T. Hani Handoko, Manajemen edisi 2, Yogyakarta :
BFEE-YOGYAKARTA,1995, hal. 11.
[5]Sulistyo Basuki, Pengantar
Ilmu Perpustakaan, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1993, hal 191-194.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar