A.
Latar Belakang
Perpustakaan
merupakan salah satu sarana pembelajaran dapat menjadi sebuah kekuatan untuk
mencerdaskan bangsa, sekaligus menjadi tempat yang menyenangkan dan
mengasikkan. Hal ini perpustakaan perguruan tinggi menjadi salah satu instansi
yang melekat pada jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk menunjang
kegiatan belajar-mengajar di universitas, akademik, maupun sekolah tinggi
lainnya. Sehingga perpustakaan juga disebut juga sebagai jantungnya
perpustakaan dari sebuah universitas yang bereputasi tinggi dan memiliki sumber
daya manusia yang tinggi.[1]
Pengembangan
koleksi merupakan proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pemakai
akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan
sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber
informasi itu harus dikembangkan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi
perpustakaan dan masyarakat yang dilayani. Pengambangan koleksi mencangkup beberapa
kegiatan yaitu penyusunan kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan, pengadaan,
penyiangan, serta evaluasi pendayagunaan koleksi. Sehingga perkembangan koleksi
sangatlah penting dalam sebuah perpustakaan. Selain itu menurut G. Edward Evans
dalam bukunya Development Library and Information Center Collection, bahwa
Development Collection merupakan suatu proses mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dari bahan koleksi perpustakaan dalam hubungannya dengan kebutuhan
dan community resources dan berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada.
Sementara pengembangan dalam development collection merupakan suatu proses
dimana mempertemukan kebutuhan informasi seseorang dengn tepat waktu economic
matter menggunakan sumber-sumber informasi yang dilakukan secara local maupun
organisasi lainnya. Hal ini ruang lingkup ini sangat luas pada pengembangan
koleksi dan pencarian sumber informasi baik internal maupun eksternal.[2]
Permasalahan
yang dihadapi saai ini apakah suatu perpustakaan sudah menerapkan collection
development seperti yang didefinisikan oleh Evans diatas, sehingga dapat
mempertemukan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan sumber-sumber informasi
yang ada di perpustakaan. oleh karena itu dalam makalah ini akan membandingkan
dua perpustakaan dalam kegiatan collection development yang dilakukan apakah
sudah sesuai dengn teori menurut model collection Development yang dijelaskan
oleh evans. Hal ini berhubungan dengan menganalisis artikel tentang pengembangan
koleksi yang ada di perpustakaan perguruan tinggi maka saya memilih
pengembangan koleksi elektronik yang ada di Italy dan Turkish.
B.
Rumusan Masalah
Adapun artikel
yang dianalisis maka akan ditarik suatu masalah yaitu diataranya mengenai:
1.
Bagaimana Kebijakan Perkembangan Koleksi buku
elektronik yang ada di Universitas Italia dan universitas Turki ?
2.
Apakah Kebijakan Pengembangan koleksi pada
kedua perpustakaan tersebut telah sesuai dengan teori yang ada?
C.
Landasan Teori
Pengembangan koleksi adalah proses menghasilkan kapasitas bahwa
perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam
cara yang tepat waktu dan ekonomi, menggunakan sumber daya informasi yang
diproduksi di dalam maupun luar organisasi. Pengembangan koleksi yang efektif
membutuhkan penciptaan sebuah rencana untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
koleksi serta memelihara kekuatan-kekuatannya.[3]
Selain itu juga dijelaskan mengenai faktor yang membuat pengembangan koleksi
berjalan tanpa sebuah kebijakan koleksi adalah karena penanggungjawab
pengembangan koleksi secara umum mencangkup perkiraan tentang kebutuhan
pemakai, evaluasi terhadap koleksi yang ada, menentukan kebijakan seleksi,
koordinasi seleski, pengadaan koleksi, penyimpanan koleksi hingga perencanaan
terhadap kegiatan pemanfaatan bersama koleksi yang tersedia.
Hal ini evans
menjelaskan mengenai proses pengembangan
koleksi yang terdiri
dari 6 komponen kegiatan yaitu: [4]
1.
Analisis Masyarakat
2.
Kebijakan Seleksi
3.
Seleksi
4.
Pengadaan
5.
Penyiangan
6.
Evaluasi
Sebuah kebijakan pengembangan koleksi adalah pernyataan tertulis dari
rencana itu, memberikan perincian-perincian untuk dokumen staf perpustakaan,
selain itu juga dijelaskan bahwa Kebijakan pengembangan koleksi (Collectiom
Development Policy) merupakan proses untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi
masyarakat serta memanfaatkan sumber-sumber informasi yang tersedia dihasilakan
baik dari dalam maupun luar organisasi pada saat yang tepat dan dilakukan
dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomis.[5]
Dan
perpustakaan perguruan tinggi akan selalu memperhatikan koleksi yang
dimilikinya. Sehingga ada beberapa tujuan perpustakaan perguruan tinggi yang
ingin dicapai dengan beberapa kebijakan pengetahuan koleksi tertulis, yaitu:
1.
Membangun koleksi yang berkualitas, rasional,
sistematiss dan terarah, komprehensip serta dengan kebutuhan pemustaka.
2.
Mempersipkan dan mengandakan sumber-sumber
informasi yang diperlukan untuk menunjang program tridharma, dalam hal ini
koleksi dapat diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
3.
Mengumpulkan dan mengorganisasikan semua bahan
penting.
4.
Dapat memberikan layanan prima dan berkualitas
sehingga pemustaka dapat terpuaskan.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa untuk melaksanakan pengembangan
koleksi perpustakaan secara terarah, perlu adanya ketentuan yang jelas sebagai
pegangan bagi selektor dan pelaskana lainnya dalam pengembangan koleksi. Untuk
itu, setiap perpustakaan hendaknya dapat menentukan kebijakan umum pengembangan
koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan pengembangan
koleksi untuk setiap jenis perpustakaan adalah sama, yaitu didasari pada asas
berikut ini:[6]
1. Kerelevanan
2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna
3. Kelengkapan
4. Kemutakhiran
5. Kerja sama
D.
Pembahasan
1)
Perpustakaan universitas Akademik Italia
Hal ini
perpustakaan italia membahas mengenai bagaimana seorang pustakawan akademik
mengelola integrasi buku elektronik koleksi di perpustakaan mereka dan berfokus
pada kriteria seleksi serta isu-isu pengembangan koleksi. Yang akhir-akhir ini
perpustakaan akademik Italia dianggap yang telah mewakili keterlibatannya dalam
elektronik proyek pembangunan koleksi buku, dan oleh penerbitan digital Italia
berupa penawaran e-book. hal ini proyek tentang integrasi koleksi buku
elektronik dalam kepemilikannya mendapat 2 proyek yaitu Politecnico di Milano
dan Universita degli Studi di Bologna.
Politecnico di
Milano adalah salah satu Politeknik utama Universitas di Italia dengan lebih
dari 15.000 purna waktu siswa setara (FTE). Pada tahun 2004, divisi
perpustakaan pusat dari Politecnico di Milano (SBA-Sistema Bibliotecario di
Ateneo) melakukan proyek percontohan tentang integrasi elektronik koleksi buku
sebagai alat untuk mendukung pengajaran dan kegiatan penelitian. Sebuah komite scientifi
ditetapkan untuk fokus pada beberapa hal yaitu Analisis usulan penerbit, Evaluasi
isi, dan Evaluasi akses dan perizinan model.
Fase proyek ini
didukung oleh staf pengajar yang memberi saran tentang evaluasi isi untuk
bidang studi yang berbeda. Bantuan mereka berguna selama fase akuisisi dan
relevan dengan kebutuhan pengguna. Hasilnya adalah pengembangan koleksi buku
elektronik yang menawarkan isi oleh penerbit yang berbeda. Ini heterogenitas
datang sebagai kelemahan selama tahap evaluasi proyek, terutama untuk manajemen
perpustakaan. Hal itu menjadi suatu yang biasa, terutama di kalangan koleksi
yang berlangganan dalam bundel, tanpa judul per pemilihan judul. Isu lain
adalah terkait dengan statistik penggunaan. Pada saat pelaksanaan, format dan
data statistik penggunaan disediakan oleh penerbit yang berbeda secara luas dan
sulit untuk membandingkan. Sebagai evaluasi Proyek ini sebagian besar
didasarkan pada data ini, kurangnya standardisasi terbatas analisis
bersangkutan penggunaan sumber daya. Proyek ini berakhir di 2006 dan
ketika pustakawan bertugas SBA Kelompok
disampaikan presentasinya pada tahun 2007, dia melaporkan
beberapa masalah yang masih tetap berada di bawah diskusi, seperti definisi koleksi kebijakan
pembangunan khas buku elektronik koleksi.
Dan selain itu
Universitas Bologna juga menjadi salah satu proyek, Univeristas Bologna yang merupakan salah satu yang paling universitas kuno di
Italia, dengan banyak fakultas didedikasikan untuk bidang studi yang berbeda:
Humaniora, Ilmu Sosial, Matematika, Teknik, dll Proyek pengembangan koleksi
buku elektronik dilakukan oleh perpustakaan Fakultas Rekayasa sebagai alat baru
untuk mendukung pengajaran dan kegiatan penelitian. Proyek ini dimulai pada
tahun 2002 dan dilakukan dengan dukungan keuangan dari perpustakaan pusat.
Langkah pertama dari proyek adalah pemilihan dan kemudian berlangganan ke
rekayasa basis data buku pegangan. Dalam fase ini tidak ada Komite scientific
didirikan dan pilihan isi, akses dan perizinan model benar-benar dilakukan oleh
pustakawan Fakultas. Itu Temukan difokuskan pada Sains, Teknologi dan
Kedokteran (STM) koleksi buku pegangan, mengidentifikasi
sebagai alat
referensi yang baik bagi siswa dan peneliti. Langkah kedua proyek (disebut 'strategi
komunikasi') yang bertujuan untuk mempromosikan koleksi antara
pengguna perpustakaan dan berjalan
sebagai berikut:
·
Menyiapkan rencana referensi spesifik untuk
siswa bekerja pada
disertasi mereka
·
Informasi tentang koleksi baru melalui website
perpustakaan dan melalui spesifik
·
Pesan e-mail yang dikirim ke siswa, pustakawan
dan dosen.
Strategi ini
melaporkan beberapa kelemahan terutama karena tingginya jumlah mahasiswa, dosen
dan peneliti dari Fakultas Teknik. Untuk mendapatkan
lebih dari masalah ini, pustakawan memutuskan untuk melakukan program
semantik dan deskriptif katalog
untuk setiap judul dan sepenuhnya mengintegrasikan koleksi di perpustakaan OPAC. Cara ini melanjutkan keberhasilan sebagai statistik penggunaan mencatat tingginya jumlah akses ke database dari OPAC selama waktu proyek (2002-2004). Analisis statistik penggunaan terungkap juga bahwa beberapa judul yang sangat berkonsultasi sedangkan lain dikonsultasikan kurang atau tidak pernah. Ini membawa memperhatikan kriteria seleksi yang digunakan untuk mengevaluasi isi diusulkan oleh penerbit, dan terfokus tentang perlunya untuk model lisensi yang lebih fleksibel, yang memungkinkan judul pustakawan per pemilihan judul bukan dari akuisisi paket atau database. Evaluasi isi hanya dibuat oleh staf perpustakaan dan tidak ada komite khusus yang didirikan. Hal ini Pustakawan menganggap kriteria berikut sebagai pilihan:
untuk setiap judul dan sepenuhnya mengintegrasikan koleksi di perpustakaan OPAC. Cara ini melanjutkan keberhasilan sebagai statistik penggunaan mencatat tingginya jumlah akses ke database dari OPAC selama waktu proyek (2002-2004). Analisis statistik penggunaan terungkap juga bahwa beberapa judul yang sangat berkonsultasi sedangkan lain dikonsultasikan kurang atau tidak pernah. Ini membawa memperhatikan kriteria seleksi yang digunakan untuk mengevaluasi isi diusulkan oleh penerbit, dan terfokus tentang perlunya untuk model lisensi yang lebih fleksibel, yang memungkinkan judul pustakawan per pemilihan judul bukan dari akuisisi paket atau database. Evaluasi isi hanya dibuat oleh staf perpustakaan dan tidak ada komite khusus yang didirikan. Hal ini Pustakawan menganggap kriteria berikut sebagai pilihan:
·
Judul per pemilihan judul untuk mata pelajaran
yang dibutuhkan (ekonomi dan pertanian)
·
Perjanjian dengan biaya tahunan berdasarkan
jumlah judul berlangganan
·
Catatan MARC untuk setiap buku elektronik
·
Akses bersamaan beberapa
·
Pencarian teks lengkap dan judul penjelajahan
·
Membuat catatan dan menyoroti alat teks
·
Statistik penggunaan laporan.
Mereka
kriteria seleksi yang membantu pustakawan untuk mengidentifikasi dua koleksi
buku elektronik yang berlangganan, pada akhir masa percobaan 30 hari. Berbeda
'strategi' yang dilakukan oleh perpustakaan yang mempromosikan koleksi baru
untuk pengguna
di website perpustakaan didirikan. Hal ini sudah menggambarkan isi baru yang dibagikan kepada siswa; wawancara dan kuesioner dilakukan dalam rangka untuk mengumpulkan pengguna dan umpan balik. Yang terakhir, bersama dengan analisis statistik penggunaan, mewakili Data yang Universitas yang memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan langganan bagi mereka koleksi. Pada akhir proyek (2006), data yang dikumpulkan menunjukkan tingginya jumlah akses, terutama untuk buku elektronik di bidang pertanian. Hasil ini pustakawan menyebabkan judul yang lebih akurat per pemilihan judul, fokus pada yang lebih tinggi berkonsultasi judul subyek dan meletakkan dasar untuk saat ini Piacenza Universitas koleksi buku elektronik pengembangan.
di website perpustakaan didirikan. Hal ini sudah menggambarkan isi baru yang dibagikan kepada siswa; wawancara dan kuesioner dilakukan dalam rangka untuk mengumpulkan pengguna dan umpan balik. Yang terakhir, bersama dengan analisis statistik penggunaan, mewakili Data yang Universitas yang memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan langganan bagi mereka koleksi. Pada akhir proyek (2006), data yang dikumpulkan menunjukkan tingginya jumlah akses, terutama untuk buku elektronik di bidang pertanian. Hasil ini pustakawan menyebabkan judul yang lebih akurat per pemilihan judul, fokus pada yang lebih tinggi berkonsultasi judul subyek dan meletakkan dasar untuk saat ini Piacenza Universitas koleksi buku elektronik pengembangan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan koleksi pada perpustakaan
universitas Italia dijelaskan sebagai berikut:
1.
Mengenai
kebijakan pengembangan koleksi yang ada di perpustakaan Italy dijelaskan bahwa hasil
yang dilaporkan adalah manajemen dan negosiasi jurnal elektronik yang telah
diterima dan konsolidasi, dari beberapa pemesanan yang masih tetap melakukan
pengembangan koleksi tentang buku elektronik. Sikap ini muncul dari analisis
literatur dan kerahasiaan baik oleh wawancara dengan dua informan kunci dan
dengan tanggapan pustakawan dikumpulkan melalui kuesioner. Walaupun pedoman
pengembangan koleksi untuk elektronik sumber telah dibentuk
oleh semua perpustakaan yang terlibat dalam studi
kasus, mengenai analisis hasil dari pengembangan ini bahwa difusi buku
elektronik koleksi tidak mengikuti dari jurnal
elektronik.
2.
Untuk isu-isu yang
berkaitan dengan koleksi buku elektronik kebijakan
pembangunan masih dalam pembahasan. Monograf
dibeli sebagai e-buku yang sering dianggap sebagai tambahan dari judul yang
sama selanjutnya di Format cetak, hal ini sudah tersedia di perpustakaan
kepemilikan, atau mereka berlangganan oleh individu fakultas universitas.
3.
Berfokus pada masalah terkait keterbatasan
anggaran, informan kunci dibayar memperhatikan model bisnis yang diusulkan oleh
penerbit ke perpustakaan akademik. Bagian dari beberapa contoh, penerbit
menawarkan perpustakaan untuk membeli atau untuk berlangganan subjek e-book
koleksi dan tidak mengizinkan 'memilih dan memilih' pilihan. Dengan cara ini,
pustakawan akuisisi tidak bisa bebas memilih
judul yang wajib dan tidak wajib diakuisisi atau berlangganan, dan akibatnya perpustakaan tidak
bisa dengan sepenuhnya mengembangkan koleksi e-book yang berkualitas baik. Sehingga perlu
adanya pendekatan pembangunan yang mengarah pustakawan untuk menangani isu-isu
baru, yang melibatkan:
·
Masalah penemuan keseimbangan yang baik antara
koleksi yang tersedia baik di media cetak maupun dalam format elektronik
·
Evaluasi kebutuhan pengguna yang terlepas dari
meningkatkan keterbatasan anggaran
·
Kurangnya sumber daya elektronik sistem
manajemen (ERMS) yang mendapat dukungan pustakawan untuk diintegrasikan dan
manajemen dari sumber daya baru di perpustakaan (seleksi, perintah, katalog,
dll.)
2)
Perpustakaan Universitas DI Turki
Kerjasama
terjadi ketika dua atau lebih perpustakaan bekerja sama untuk menyediakan lebih
banyak dikembangkan layanan kepada pengguna
masing-masing. Namun kerjasama sering dianggap sebagai perpustakaan dengan jauh sumber kaya membantu yang kurang beruntung. Namun,
Kerjasama ini bertujuan untuk melaksanakan proyek-proyek yang perpustakaan
individu tidak dapat melakukannya dengan sendirinya seperti
menyediakan akses ke sumber daya consortial informasi elektronik.
Dorongan utama kerjasama adalah bahwa perpustakaan harus menikmati manfaat dari
kerjasama dengan memberikan yang lebih baik, layanan lebih cepat dan lebih
murah.
Pada layanan elektronik informasi dan produk, dan meningkatkan
ketersediaan pengolahan informasi, teknologi penyimpanan dan komunikasi di perpustakaan memfasilitasi
berbagi sumber daya dan menimbulkan skema koperasi baru. Salah satunya
Perpustakaan universitas Turki juga berusaha untuk mendirikan konsorsium untuk
berbagi elektronik sumber informasi. Seiring dengan pembentukan Jaringan
Akademik Nasional dan Pusat
Informasi (ULAKBI˙M) pada tahun 1996, komunitas perpustakaan akademik
terkonsentrasi upaya mereka pada penyediaan
layanan informasi elektronik untuk akademisi. Tulisan ini membahas tentang
upaya pengembangan koleksi consortial saat universitas perpustakaan Turki dan
membahas beberapa masalah yang mendasari yang perlu diselesaikan.
Meskipun
sejarah perkembangan universitas Turki tanggal kembali ke tanggal 15 abad,
pengembangan universitas perpustakaan modern terjadi hanya di tahun 1950-an
ketika Timur tengah Technical University (METU) didirikan pada tahun 1956 di
Ankara. METU Perpustakaan adalah perpustakaan pertama yang berdasarkan sistem
kampus Amerika, sehingga memberikan central layanan perpustakaan untuk semua
mahasiswa dan fakultas sama. Saat ini, ada sekitar 70 perguruan tinggi negeri
dan swasta di Turki. Ada yang layanan perpustakaan akademik tidak memuaskan,
namun. Koleksi perpustakaan Universitas dan anggaran agak terbatas. Misalnya,
jumlah barang yang diadakan di semua universitas perpustakaan adalah sekitar
lima juta, yang jauh kurang dari apa sebuah universitas Amerika rata-rata
perpustakaan memiliki. Hampir sepertiga dari perpustakaan universitas memiliki
kurang dari 500 judul berkala. Hal ini bisa dilihat dari Terbatas koleksi dan
layanan perpustakaan universitas adalah produk dari anggaran kronis kekurangan.
Proporsi anggaran perpustakaan untuk anggaran universitas berkisar antara 0,2%
dan 3,8%, rata-rata menjadi 0,7%. Jumlah total uang yang dialokasikan untuk
semua perpustakaan universitas pada tahun 1999 hanya sedikit lebih dari 10 juta
dolar AS.
Pengembangan koleksi informasi
elektronik di Universitas Turki
Kebijakan pengembangan koleksi yang dilakukan Perpustakaan
Universitas Turki juga berusaha untuk mendirikan konsorsium untuk berbagi
elektronik sumber informasi. Meskipun anggaran dan koleksi sedikit seperti,
perpustakaan universitas di Turki cenderung untuk menjaga langganan terpisah
untuk relatif mahal judul berkala. Misalnya, pada tahun 1997 kami mempelajari
tingkat tumpang tindih berlangganan selama 30 judul jurnal biaya lebih dari $
5.000 masing-masing antara empat perpustakaan
(ULAKBI˙M, Bilkent, METUdan Hacettepe perpustakaan) yang terletak di dalam
pinggiran sekitar lima kilometer. Hal ini bisa dilihat dari kurangnya
koordinasi dalam akuisisi sumber informasi jaringan.
Nasional
Jaringan Akademik dan Pusat Informasi (ULAKBI˙M) didirikan pada
1 Juni 1996 di Ankara oleh Turki Ilmiah dan Teknis Pusat Penelitian (TU BI
TAK). Saat ini, hampir semua universitas yang terhubung ke Backbone ULAKNET (antara Ankara, Istanbul dan Izmir) dengan kecepatan mulai dari 64Kbps ke 4Mbps. ULAKNET memiliki akses ke jaringan internasional di Amerika Serikat (NSFNET) dan Eropa (Terena: Trans-Eropa Akademik dan Riset Asosiasi Jaringan), meskipun kapasitas pelabuhan internasional (lebih dari 40Mbps) agak terbatas. Selain menyiapkan jaringan akademik nasional, ULAKBI˙M juga bertanggung jawab untuk mengembangkan "visi" dari perpustakaan elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi dari akademisi..
1 Juni 1996 di Ankara oleh Turki Ilmiah dan Teknis Pusat Penelitian (TU BI
TAK). Saat ini, hampir semua universitas yang terhubung ke Backbone ULAKNET (antara Ankara, Istanbul dan Izmir) dengan kecepatan mulai dari 64Kbps ke 4Mbps. ULAKNET memiliki akses ke jaringan internasional di Amerika Serikat (NSFNET) dan Eropa (Terena: Trans-Eropa Akademik dan Riset Asosiasi Jaringan), meskipun kapasitas pelabuhan internasional (lebih dari 40Mbps) agak terbatas. Selain menyiapkan jaringan akademik nasional, ULAKBI˙M juga bertanggung jawab untuk mengembangkan "visi" dari perpustakaan elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi dari akademisi..
Istilah
"perpustakaan konsorsium" dapat didefinisikan sebagai asosiasi
terdiri dari beberapa perpustakaan anggota. Ia memiliki struktur sendiri
pemerintahan dan dapat bertindak sebagai suatu badan hukum pada nama semua
anggotanya. Pengembangan koleksi kooperatif, berbagi sumber daya fisik melalui jasa
pengiriman dokumen dan penyediaan akses ke sumber informasi elektronik adalah salah
satu tujuan utama mendirikan konsorsium perpustakaan. Konsorsium ini datang bersama-sama
pada tahun 1997 dan mendirikan sebuah organisasi payung yang disebut
International Koalisi Perpustakaan Konsorsium (ICOLC). ICOLC memberikan jasa
konsultasi kepada anggota Koalisi dan baru-baru ini
menerbitkan sebuah pernyataan pada seleksi dan akuisisi sumber informasi
elektronik.
Ide mendirikan
sebuah konsorsium perpustakaan akademik di Turki disarankan oleh
ULAKBI˙M selama pertemuan pertama dari salah satu Dewan Penasehat yang (28 Februari 1997). ULAKBI˙M dimulai pertama katalog serikat berbasis Web dari majalah dengan menggabungkan katalog ULAKBI˙M, METU, Bilkent dan Hacettepe Universitas perpustakaan di Ankara dan membuatnya tersedia melalui situs web pada tahun 1997. Dan Untuk kelayakan mendirikan perpustakaan konsorsium akademik yang lebih secara menyeluruh, ULAKBI˙M mengadakan pertemuan hari penuh di Ankara (14 Nopember 1997) dan mengundang semua wakil rektor (bertanggung jawab untuk perpustakaan) dan direktur perpustakaan Turki universitas. Beberapa 115 delegasi berpartisipasi dalam pertemuan ini. Disepakati bahwa elektronik sumber informasi dan layanan diberikan kepada semua mahasiswa Turki dan fakultas melalui jaringan akademis nasional (ULAKNET), bahwa satgas dibentuk oleh ULAKBI˙M untuk meninjau konsorsium perpustakaan menyediakan layanan serupa di negara lain dan untuk meninjau kelayakan teknis, keuangan dan organisasi mendirikan akademik konsorsium perpustakaan di Turki. Sebuah daftar diskusi elektronik yang disebut "isbirligi" (kerjasama) didirikan pada server ULAKBI˙M untuk tujuan ini.
ULAKBI˙M selama pertemuan pertama dari salah satu Dewan Penasehat yang (28 Februari 1997). ULAKBI˙M dimulai pertama katalog serikat berbasis Web dari majalah dengan menggabungkan katalog ULAKBI˙M, METU, Bilkent dan Hacettepe Universitas perpustakaan di Ankara dan membuatnya tersedia melalui situs web pada tahun 1997. Dan Untuk kelayakan mendirikan perpustakaan konsorsium akademik yang lebih secara menyeluruh, ULAKBI˙M mengadakan pertemuan hari penuh di Ankara (14 Nopember 1997) dan mengundang semua wakil rektor (bertanggung jawab untuk perpustakaan) dan direktur perpustakaan Turki universitas. Beberapa 115 delegasi berpartisipasi dalam pertemuan ini. Disepakati bahwa elektronik sumber informasi dan layanan diberikan kepada semua mahasiswa Turki dan fakultas melalui jaringan akademis nasional (ULAKNET), bahwa satgas dibentuk oleh ULAKBI˙M untuk meninjau konsorsium perpustakaan menyediakan layanan serupa di negara lain dan untuk meninjau kelayakan teknis, keuangan dan organisasi mendirikan akademik konsorsium perpustakaan di Turki. Sebuah daftar diskusi elektronik yang disebut "isbirligi" (kerjasama) didirikan pada server ULAKBI˙M untuk tujuan ini.
Infrastruktur
untuk menyediakan layanan informasi elektronik untuk semua universitas melalui
jaringan akademik nasional diselesaikan oleh ULAKBI˙M selama paruh pertama
tahun 1998. ULAKBI˙M membeli hardware dan software yang dibutuhkan untuk
menyimpan sumber informasi elektronik (server dan tanggal gudang) dan mengatur
proxy server untuk menyediakan layanan jaringan. Dan upaya ULAKBI˙M untuk mendirikan konsorsium yang terhenti selama setahun,
namun, sebagai Tu BI˙TAK, organisasi induk ULAKBI˙M ini, mempertanyakan
komitmennya untuk proyek tersebut. Pada saat sidang berlangsung, sudah jelas
bahwa ULAKBI˙M tidak lagi bersemangat untuk mengkoordinasikan upaya consortial. Selain itu,
ULAKBI˙M dianggap sebagai "konstitusi aturan kerjasama "sebagai tugas
utamanya.
Di sisi lain, pada
tanggal 6 November 1998, direktur
Perpustakaan METU
mengirim surat untuk
perpustakaan universitas
besar di mana ia diringkas
pandangannya tentang konsorsium
perpustakaan dan
mengundang mereka untuk bertemu.
Sepanjang tahun
1999, perwakilan dari METU,
Bilkent, Hacettepe,
dan Universitas
Gazi perpustakaan (ULAKBI˙M
bergabung dengan mereka kemudian),
bersama-sama dengan
perwakilan dari
perusahaan seperti Swets, Lange & Springer, dan EBSCO bertemu beberapa kali untuk membahas kemungkinan membentuk konsorsium (ANKOS) yang terdiri dari perpustakaan universitas di Ankara (kemudian di Turki). Bilkent, Bosphorus, C ukurova, Dokuz Eylul, Aegean, Gazi, Hacettepe, Istanbul Teknis, Koc, METU, Sabanci Universitas perpustakaan dan ULAKBI˙M sepakat untuk menjadi anggota ANKOS dan mencoba untuk mengidentifikasi produk informasi dan layanan yang mereka ingin lisensi secara consortial.
perusahaan seperti Swets, Lange & Springer, dan EBSCO bertemu beberapa kali untuk membahas kemungkinan membentuk konsorsium (ANKOS) yang terdiri dari perpustakaan universitas di Ankara (kemudian di Turki). Bilkent, Bosphorus, C ukurova, Dokuz Eylul, Aegean, Gazi, Hacettepe, Istanbul Teknis, Koc, METU, Sabanci Universitas perpustakaan dan ULAKBI˙M sepakat untuk menjadi anggota ANKOS dan mencoba untuk mengidentifikasi produk informasi dan layanan yang mereka ingin lisensi secara consortial.
Meskipun
piagam resmi ANKOS belum ditemukan secara resmi, yang ANKOS
anggota terus bertemu secara berkala untuk membahas kemungkinan mengamankan consortial penawaran dengan penerbit dan vendor konten elektronik. Misalnya, mereka menerima tawaran dari Academic Press, EBSCO, dan matematika Amerika Serikat selama tahun 1999. Selain itu, mereka menandatangani perjanjian individu dengan vendor untuk IDEAL, EBSCOhost dan database MathSciNet, masing-masing, pada bulan November 1999.
anggota terus bertemu secara berkala untuk membahas kemungkinan mengamankan consortial penawaran dengan penerbit dan vendor konten elektronik. Misalnya, mereka menerima tawaran dari Academic Press, EBSCO, dan matematika Amerika Serikat selama tahun 1999. Selain itu, mereka menandatangani perjanjian individu dengan vendor untuk IDEAL, EBSCOhost dan database MathSciNet, masing-masing, pada bulan November 1999.
Disinilah Vendor
mulai muncul untuk mengenali upaya anggota perpustakaan dan mengurangi harga
untuk perjanjian lisensi individu. Berbeda perpustakaan universitas memilih
untuk database yang berbeda. Misalnya, kelompok lima perpustakaan
ditandatangani perjanjian lisensi dengan Academic Press untuk mendapatkan akses
Web untuk IDEAL berisi teks lengkap dari 174 jurnal. Kelompok lain dari lima
perpustakaan universitas menandatangani kesepakatan dengan EBSCO untuk Akademik
Cari Elite dan Bisnis Sumber Premier database yang berisi abstrak dan informasi
pengindeksan untuk lebih dari 2.000 jurnal serta teks lengkap dari lebih dari
1000 jurnal. Dan beberapa
20 ANKOS
anggota menandatangani
perjanjian dengan Institute for Scientific
Information untuk
Web-nya database
Ilmu untuk
tahun 2000.
Hal ini perpustakaan
Universitas Turki sedang mencoba untuk memperluas mereka sumber informasi
elektronik dan layanan melalui perjanjian consortial dengan penerbit dan
vendor, meskipun tidak ada konsorsium formal di tempat belum. Mengenai isu dan
masalah, universitas perpustakaan Turki harus mengatasi untuk
merampingkan usaha koperasi dan consortial mereka diantaranya Budaya bekerja
sama untuk melaksanakan proyek-proyek koperasi, Komitmen untuk kerjasama,
Saling pengertian, Bangunan Konsensus, Keterampilan dalam perencanaan,
organisasi dan administrasi, Pengetahuan, Intelijen umum
Disinilah
pentingnya Turki perpustakaan
universitas untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini dan bergabung bersama-sama
untuk memberikan yang lebih baik layanan
informasi elektronik untuk pengguna mereka. Karena dengan bertindak sendiri
akan mendapatkan keuntungan tidak ada satu sebagai yang paling perpustakaan
universitas kekurangan sumber diperlukan (moneter dan sebaliknya). Agar efektif
penggunaan sumber daya nasional, lembaga (seperti Perencanaan Organisasi
Negara, Perguruan Tinggi Dewan dan TUBITAK) dan individu (seperti administrator
universitas, pustakawan, peneliti dan pengguna) harus melaksanakan tugas mereka
untuk sepenuhnya kapasitas mereka. Hanya maka layanan informasi elektronik dari
Turki universitas.
E.
Analisis
Perbandingan Pada Kedua Perpustakaan
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan di
antara kedua perpustakaan tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:
a.
Persamaan
pengembangan koleklsi di perpustakaan universitas italia dan turki
Perpustakaan
Universitas Italia
|
Perpustakaan
Universitas Turki
|
Jenis perpustakaan Akademik
|
Jenis perpustakaan
akademik
|
Melibatkan masyarakat
(pengguna yang dilayani: mahasiswa, dosen, peneliti) dalam proses
pengembangan koleksi
|
Melibatkan masyarakat
(pengguna yang dilayani: pustakawan, dosen, peneliti) dalam proses
pengembangan koleksi
|
Memiliki kebijakan
pengembangan koleksi (meskipun tidak dinyatakan secara jelas dan rinci dalam
artikel tersebut)
|
Memiliki kebijakan
pengembangan koleksi tertulis berupa dokumen
|
Perpustakaan memiliki
koleksi berupa e-book dan cetak yang berlanggan
|
Perpustakaan memiliki
koleksi berupa e-book yang dilakukan dengan cara berlanggan kepada vendor
dengan cara berlangganan melalui perjanjian consortial
|
Subyek pada
perpustakaan ini dilakukan dengan mengembangkan proyek editoria italia online
(EIO) sebagai dukungan koleksi yang digunakan untuk perpustakaan akademik,
karena kualitasnya yang tinggi dan keaslian bahasanya masih murni.
|
Subyek pada
perpustakaan ini melakukan dengan bekerja sama dengan sumber daya nasional,
lembaga (perencanaan organisasi negara, perguruan tinggi dewan pengguna) dan
individu (administrator universitas, puustakawan, peneliti, dan pengguna)
|
b.
Perbedaan
kebijakan pengembangan koleksi di perpustakaan universitas di italia dan turki
Perpustakaan Universitas Italia
|
Perpustakaan Universitas Turki
|
Mengimplimentasikan
teori pengembangan koleksi berdasarkan evans
|
Tidak secara
jelas menganut teori pengembangan koleksi
|
Lebih
membahas mengenai evaluasi dan seleksi koleksi terhadap koleksi e-book yang
sudah mendukung dengan kebijakan yang ada di universitas
|
Lebih kepada
penelitian untuk menguji kebijakan koleksi yang ada di perpustakaan
|
Proses yang
dilakukan dalam pengembangan koleksi dengan menggunakan teorinya Evans:
· Community analisis (mengenal siapa penggunanya, kebutuhannya, kaitannya
dengan kepentingan yang terkait dengan program universitas)
· Selection policy (dalam pengembangan ini melibatkan dosen serta pengguna
dalam proses seleksi dan pengembangannya), koleksi lebih kepada terbitam
berseri
· Acquisition (sesuai dengan usulan
dan hasil evaluasi lalu dilakukan list yang diadakan dan bekerja sama dengan
vendor yang telah terealisasi)
|
Proses yang
dilakukan dalam pengembangan koleksi, dengan menggunakan teorinya Evans:
· Community analisis (melakukan komunikasi dengan masyarakat khususnya
pengguna, baik formal atau informal)
· Selection policy (dengan kebijakan koleksi secara tertulis maka dapat
mengatur segala hal yang berkaitan dengan pengembangan koleksi)
· Acquisition (pengembangan koleksi dilakukan dengan cara membeli kepada
vendor, sumber berasal dari anggaran perpustakaan
|
F.
Penutup
Berdasarkan
uraian pada pembahasan diatas bahwasanyaa pengembangan koleksi yang ada di
perpustakaan Italy dan Turkish yaitu:
1.
Pengembangan koleksi di Italy adalah lebih
mendekatkan kepada permasalahan penemuan keseimbangan yang baik antara koleksi
yang tersedia baik di media cetak maupun dalam format elektronik, serta
mengevaluasi kebutuhan pengguna yang terlepas dari meningkatkan keterbatasan
anggaran
2.
Pengembangan koleksi di Turkish adalah lebih
kepada mengatasi kesulitan-kesulitan dan bekerja sama untuk memberikan yang
lebih baik layanan informasi elektronik untuk
pengguna mereka. Karena dengan bekerja sama maka akan mencapai tujuan bersama,
untuk memberikan sumber informasi yang ada di perpustakaan.
G.
Daftar Pustaka
Evans, Edward.
(2005). Development Library and Information Center Collections (Ed.5).
Colorado: Libraries Unlimeted.
Tonta, Yasar. 2001. Collection
development of electronic information resource in Turkish university libraries. Turkish: Elsevie Science. Diunduh melalui http://yunus.hacettepe.edu.tr/~tonta/yayinlar/lcats.pdf,
tanggal 24 desember 2016
Perrone,
Agnese. 2009. Electronic
Book Collection Development in Italy: a Case Study. Diunduh di IFLA Journal 35:4. Diunduh melalui http://ifl.sagepub.com/content/35/4/305.full.pdf+html,
tanggal 24 Desember 2016.
Qalyubi,. dkk,
Syihabuddin. 2007. Dasar – Dasar
Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Fakultas Adab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
[1] Qalyubi, dkk, Syihabuddin. Dasar – Dasar
Ilmu Perpustakaan dan Informasi. (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Fakultas Adab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2007). Hlm. 78
[2] G.Edward Evans, Development Library and
Information Center Collection, (Englewood:Libraries Unlimited,
1995),hlm.17.
[3]
Yuyu yulia. 2009. Pengembangan
Koleksi. (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka), hlm.2.3
[4]
Ibid. Hlm.17
[5] Edward Evans. 2005. Development Library
and Information Center Collections (Ed.5). (Colorado: Libraries Unlimited).
Hlm.17.
[6]
Yuyu Yulia. 2009. Pengembangan
koleksi.... hlm.1.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar