Akhir-akhir ini perkembangan penggunaan media sosial (medsos)
khususnya di Indonesia sudah dianggap menjadi hal yang lumrah dalam kebutuhan
sehari-hari. Bahkan setiap orang mempunyai cara dalam menggunakan media sosialnya.
Contohnya ada yang menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mendapatkan
informasi up to date, sebagai tempat saling bertukar sapa atau bahkan
bercanda dengan teman, sebagai tempat jualan dan banyak sekali penggunaan lainnya.
Namun disisi lain, tak jarang pula pengguna media sosial hanya memanfaatkannya
sebagai tempat untuk mengeluh, mencurahkan unek-uneknya karena atas segala kekecewaannya
atau bahkan digunakan untuk menyindir seseorang karena kesal. Hal ini
seringkali kita jumpai dibeberapa status pada media sosial yang kita punyai,
seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter dan banyak sekali media sosial
lainnya.
Sikap seseorang yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat
berkeluh kesah dengan harapan setelah mengeluarkan semua keluh kesahnya pada
media sosial, mereka bisa merasa lebih lega dan plong, benarkah begitu??
Namun taukah jika kita sering berkeluh kesah dan bahkan hal ini
dilakukan dengan sering, ternyata menurut pakar kesehatan psikologi seseorang
tersebut mengalami sebuah gejala gangguan pada kesehatannya. Gejala gangguan
psikologi tersebut bernama factitious disoder atau sebuah gangguan
buatan pada internet.
Gejala gangguan buatan ini dapat
berkisar dari ringan (gejala sedikit berlebihan) hingga parah (sebelumnya
disebut sindrom Munchausen). Perlu kita tahu bahwa penyebab terjadinya
gejala gangguan psikologi ini, karena kurang mampunya seseorang dalam
berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan keluarga atau bahkan teman. Namun
sayangnya, gejala ini cenderung banyak dilakukan oleh seseorang yang saat ini
seseorang mulai bergeser pada media sosial untuk tempat meluapkan segala keluh
kesah akan berbagai hal masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
Hal ini untuk melatih bahkan membiasakan diri kita bisa memanfaatkan media sosial yang diharapkan dapat memberikan manfaat agar media sosial yg kita miliki bukan lagi menjadi sebuah ajang media berkeluh kesah. Namun media sosial yang kita gunakan mampu memberikan sebuah kemanfaatan tersendiri bagi pembacanya. Mari kita bersama-sama mencoba berfikir kembali akan kehidupan kita dengan mengimbangi serta dapat memperbaiki hubungan komunikasi kita dengan orang lain, agar kita tidak terlalu sering sakit hati dengan orang lain. Bahkan sering kali orang mengatakan, mengeluh dalam suatu media sosial merupakan “tempat sampah” yang tentu tidak memberikan suatu kemanfaatan.
Sedikit mengutip pada sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang berbunyi : “Di antara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak manfaat baginya”. (Hadis hasan sholih yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi). Kira-kiranya pesan moral Rasulullah SAW yang bisa kita ambil dari hadis tersebut dapat mendorong kita untuk melakukan hal baik yang tentu hal ini bisa menjaga muru’ah kita sebagai orang yang berpendidikan