Rabu, 07 Oktober 2020

Apakah anda termasuk orang yang bergejala Factitious Disoder?

Akhir-akhir ini perkembangan penggunaan media sosial (medsos) khususnya di Indonesia sudah dianggap menjadi hal yang lumrah dalam kebutuhan sehari-hari. Bahkan setiap orang mempunyai cara dalam menggunakan media sosialnya. Contohnya ada yang menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mendapatkan informasi up to date, sebagai tempat saling bertukar sapa atau bahkan bercanda dengan teman, sebagai tempat jualan dan banyak sekali penggunaan lainnya. Namun disisi lain, tak jarang pula pengguna media sosial hanya memanfaatkannya sebagai tempat untuk mengeluh, mencurahkan unek-uneknya karena atas segala kekecewaannya atau bahkan digunakan untuk menyindir seseorang karena kesal. Hal ini seringkali kita jumpai dibeberapa status pada media sosial yang kita punyai, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter dan banyak sekali media sosial lainnya.

Sikap seseorang yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat berkeluh kesah dengan harapan setelah mengeluarkan semua keluh kesahnya pada media sosial, mereka bisa merasa lebih lega dan plong, benarkah begitu??

Namun taukah jika kita sering berkeluh kesah dan bahkan hal ini dilakukan dengan sering, ternyata menurut pakar kesehatan psikologi seseorang tersebut mengalami sebuah gejala gangguan pada kesehatannya. Gejala gangguan psikologi tersebut bernama factitious disoder atau sebuah gangguan buatan pada internet.

Gejala gangguan buatan ini dapat berkisar dari ringan (gejala sedikit berlebihan) hingga parah (sebelumnya disebut sindrom Munchausen). Perlu kita tahu bahwa penyebab terjadinya gejala gangguan psikologi ini, karena kurang mampunya seseorang dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan keluarga atau bahkan teman. Namun sayangnya, gejala ini cenderung banyak dilakukan oleh seseorang yang saat ini seseorang mulai bergeser pada media sosial untuk tempat meluapkan segala keluh kesah akan berbagai hal masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

Hal ini untuk melatih bahkan membiasakan diri kita bisa memanfaatkan media sosial yang diharapkan dapat memberikan manfaat agar media sosial yg kita miliki bukan lagi menjadi sebuah ajang media berkeluh kesah. Namun media sosial yang kita gunakan mampu memberikan sebuah kemanfaatan tersendiri bagi pembacanya. Mari kita bersama-sama mencoba berfikir kembali akan kehidupan kita dengan mengimbangi serta dapat memperbaiki hubungan komunikasi kita dengan orang lain, agar kita tidak terlalu sering sakit hati dengan orang lain. Bahkan sering kali orang mengatakan, mengeluh dalam suatu media sosial merupakan “tempat sampah” yang tentu tidak memberikan suatu kemanfaatan.

Sedikit mengutip pada sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang berbunyi : “Di antara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak manfaat baginya”. (Hadis hasan sholih yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi). Kira-kiranya pesan moral Rasulullah SAW yang bisa kita ambil dari hadis tersebut dapat mendorong kita untuk melakukan hal baik yang tentu hal ini bisa menjaga muru’ah kita sebagai orang yang berpendidikan

Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML